BUMI [Sunda]rumah; tempat tinggal; [kata benda] 1. planet tempat manusia hidup; dunia; jagat; 2. planet ke-3 dari matahari; 3. permukaan dunia; tanah
Namanya BUMI, tidak ada yang istimewa
sebelum dia ada monyet-monyet, setelahnya: kesejatian
dia yang pertama, yang utama, yang bertahan lama
hingga kini, dalam hati
dia tempat berteduh, tempat berpijak, tempat mengakar
dia hangat, namun sejuk
hijau dan biru, merah dan kuning
dia sumber energi, dia berotasi
dia mendengar, sambil terdiam
dia memberi, dengan rela hati
dia BUMI, dia istimewa
sebelumnya manis dan terlupakan, setelahnya: kesejatian
dia yang pertama: tidak ada pertama kedua atau ketiga
hingga nanti, dalam hati
bagaimanapun, dia hanya BUMI
pertama, namun bukan yang sejati
dia BUMI
bukan pusat semesta raya
hanya BUMI, tempat singgah teristimewa
...sebelum tiba sang sejati.
---------
dedicated to "BUMI":
have a good life!
though you are not by my side now, you are never replaceable..
forever and ever babe!
Thursday, April 5, 2007
Friday, March 30, 2007
"BLACK; MAGIC"
it's about time
the black potion hits my conscience
luring my gastro acid
entering the pores
dispersing into my blodcells
pushing the heart to beat faster
creating a burning sensation on my chest
and throat
like a gun pressing my brain
threating it so it thinks faster
then the image, the tought, the creation
just fly over my heavy and getting heavier
but cold, head
so much of them
praise ALLAH for HIS gifts upon me
THE INTELLIGENCE, THE MERCYFULL, THE LOVING
yet so hard for me to catch them all
my memory is too short to remmember
my hand is too stiff to write
yet my fascination make me stun
the black potion hits my conscience
luring my gastro acid
entering the pores
dispersing into my blodcells
pushing the heart to beat faster
creating a burning sensation on my chest
and throat
like a gun pressing my brain
threating it so it thinks faster
then the image, the tought, the creation
just fly over my heavy and getting heavier
but cold, head
so much of them
praise ALLAH for HIS gifts upon me
THE INTELLIGENCE, THE MERCYFULL, THE LOVING
yet so hard for me to catch them all
my memory is too short to remmember
my hand is too stiff to write
yet my fascination make me stun
Tuesday, February 27, 2007
FILOSOFI IKAN BETOK
Suatu hari temen gw pernah nanya, kenapa sih ikan betok? Sebenernya ikan betok adalah bagian masa lalu gw.
RUMAH MASA KECIL
Gw bukan asli orang Bandung kalo diliat dari tempat lahir gw. Secara gw lahirnya di Garut(bagi yang ga tau) kurang lebih 60 KM dari Bandung. Setelah gw lahir, dalam hitungan hari gw dibawa dan tinggal di Bandung. Tepatnya di rumah kakek gw (yang keturunan Palembang), pondok mertua indah buat Ibu gw, yang letaknya di salah satu gang di sekitar pusat kota Bandung pada masanya. Namanya Gang Atim, letaknya sekitar Jl. Sudirman, sedang dinding rumahnya sendiri tepat di balakang jalan yang dikenal dengan pasar baju bekas CiMol. Yup, jalan Cibadak.
Gw masih inget banget rumahnya. Rumah tua, yang gw ga abis pikir kenapa dulu nenek gw rela ngelepas rumah itu bwt dijual. Karena merupakan bagian dari kota tua Bandung, yang namanya gang waktu itu bukan gang senggol kayak gang-gang yang ada sekarang. Dulu tuh yang namanya gang bisa dimasukin mobil kijang kotak. Benteng rumahnya kira-kira 3 meteran tingginya. Pintu gerbangnya besi patri warna putih yang atasnya melengkung dan berukir-ukir. Dari situ ada semacam jalan setapak yang ga setapak-setapak amat. Bisa masuk mobil lah. Di depan rumah ada teras yang lumayan luas, tempat bapak gw biasanya naro motor bebek warna merah (yah, kaya foto di friendster gw). Di depan teras sebelah kiri ada kolam ikan yang lumayan ga kecil-kecil amat. Pinggirannya dari batu kali, dan diseberangnya ditanem pohon arbei. Kalo sepupu gw nakal, biasanya sama bapaknya (om gw) dy dijeburin ke kolam itu.
Di pinggiran kiri rumah ada kandang ayam, dan di depan teras ada halaman yang luas yang ditanemin aneka pohon buah-buahan. Kalo lagi musimnya, gw bisa makan alpokat, jambu biji, mangga, sampai nangka. Asik banget lah!
Pintu utama yang menuju ke ruang tamu itu bentuknya kaya pintu cowboy. Yang ngatung dan bisa nutup sendiri gitu. Di rumah itu gw tinggal sama keluarga bearnya bapak. Jadinya rame, bareng sepupu-sepupu juga.Kamar bapak ada di bagian belakang rumah. Deket bengkel tempat usahanya bapak dulu. Kamar itu sering gw sebut kamar beling. Soalnya bengkel itu tempat bapak dan karyawannya bikin-bikin peralatan laboratorium dari kaca. Jadinya banyak belingnya.
IKAN BETOK ITU SENDIRI
Pas gw kecil, gw tuh dikenal sebagai anak yang gampang sakit. Katanya sih gara-gara ga minum ASI. Bukan salah ibu tapinya. Katanya setiap disodorin ASI, sejak bayi, gw langsung muntah gitu. Anak yang aneh..Karena itu, kata bapak, setiap gw diajak ke tempat yang jauh dikit, ke luar kota misalnya, gw pasti langsung mimisan. Menyedihkan banget ya...
Selain itu, setiap gw luka juga pasti susah sembuhnya. Karenanya, ua, bapak, sama ibu suka ngerendam gw di cairan desinfektan (wooo.. kesannya karbol =p ) yang dibuat dari rendeman air sirih. Nah, karena gw sebagai anak kecil punya imajinasi yang tinggi, maka gw ngeliat daun sirih itu sebagai ikan. Dan, satu-satunya jenis ikan yang gw tau pada saat itu adalah ikan betok. Jadilah gw ririn si ikan betok.
TEDDY BEAR PHOBIA dan DEDE UGUN
Dulu gw tinggal sama sepupu gw yang sekarang kuliah di Teknik Kimia USU. Dia pernah dikasih teddy bear ukuran jumbo sama bapaknya. Sebagai anak kecil gw sirik dong. Gw kan pengen dapet boneka juga. Tapi, satu hal terjadi malemnya. Mimpi buruk pertama yang pernah gw inget seumur hidup gw, sampai sekarang. Di mimpi itu, teddy bearnya dateng ke gerbang rumah. Terus nyari anak yang susah tidur buat diculik dan dibawa ke gunung. Buruk banget ga siy mimpi kaya gitu =p (Well helloooo.., I was just a kid anyway!) Sejak itu gw ga mau teddy bear lagi. Sebagai gantinya gw jatuh cinta sama DEDE UGUN, boneka juga, sama. Tapi bukan beruang atau anjing atau stuff animal apapun. Dede Ugun itu seorang (atau sebuah) dakocan. Kalo diliat-liat, dia lebih mirip boneka voodoo. Mukanya item, bulet. Matanya gede, bibirnya tebel. Celananya mirip rok gitu. Yah pokoknyamah mirip banget sama orang-orang dari suku primitif di Afrika lah.
I love him so much. tapi gw harus rela kehilangan dia yang ilangnya ga tau kemana. Dede Ugun, hope you're happy out there...
ANTI SOCIAL
Pas kecil, gw sering banget dimaenin sama sepupu gw yang lebih tua. Sebenernya satu orang itu aja sih (yang tadi gw bilang lagi kuliah tingkat akhir di USU). Dia tuh selalu aja ngintilin gw kemana-mana. Ngejar-ngejar gw ga jelas. Padahal kan dia juga punya adek. Kenapa ga adeknya aja yang dikejar-kejar.Mungkin karena gw gak suka ngeliat orang banyak. Gw tuh tipe anak yang anteng sendirian. Paling banter sama adek gw atau bapak dan ibu doang. Kata bapak, setiap ada di lingkungan yang banyak orangnya, gw pasti nagis. Masuk akal juga sih, soalnya sampai sekarang gw juga suka rada pusing kalo berada di tempat yang banyak orangnya, kayak mall atau pasar. Tapi kalo sekarang, pusingnya rada ketutup sama hasrat untuk ngeliat-liat barang/baju/aksesoris yang ada. Jadinya, pelan-pelan, gw bisa berada di lingkungan dengan orang yang banyak. Yah, walaupun masih teteup, gw selalu butuh waktu buat sendirian.
RUMAH MASA KECIL
Gw bukan asli orang Bandung kalo diliat dari tempat lahir gw. Secara gw lahirnya di Garut(bagi yang ga tau) kurang lebih 60 KM dari Bandung. Setelah gw lahir, dalam hitungan hari gw dibawa dan tinggal di Bandung. Tepatnya di rumah kakek gw (yang keturunan Palembang), pondok mertua indah buat Ibu gw, yang letaknya di salah satu gang di sekitar pusat kota Bandung pada masanya. Namanya Gang Atim, letaknya sekitar Jl. Sudirman, sedang dinding rumahnya sendiri tepat di balakang jalan yang dikenal dengan pasar baju bekas CiMol. Yup, jalan Cibadak.
Gw masih inget banget rumahnya. Rumah tua, yang gw ga abis pikir kenapa dulu nenek gw rela ngelepas rumah itu bwt dijual. Karena merupakan bagian dari kota tua Bandung, yang namanya gang waktu itu bukan gang senggol kayak gang-gang yang ada sekarang. Dulu tuh yang namanya gang bisa dimasukin mobil kijang kotak. Benteng rumahnya kira-kira 3 meteran tingginya. Pintu gerbangnya besi patri warna putih yang atasnya melengkung dan berukir-ukir. Dari situ ada semacam jalan setapak yang ga setapak-setapak amat. Bisa masuk mobil lah. Di depan rumah ada teras yang lumayan luas, tempat bapak gw biasanya naro motor bebek warna merah (yah, kaya foto di friendster gw). Di depan teras sebelah kiri ada kolam ikan yang lumayan ga kecil-kecil amat. Pinggirannya dari batu kali, dan diseberangnya ditanem pohon arbei. Kalo sepupu gw nakal, biasanya sama bapaknya (om gw) dy dijeburin ke kolam itu.
Di pinggiran kiri rumah ada kandang ayam, dan di depan teras ada halaman yang luas yang ditanemin aneka pohon buah-buahan. Kalo lagi musimnya, gw bisa makan alpokat, jambu biji, mangga, sampai nangka. Asik banget lah!
Pintu utama yang menuju ke ruang tamu itu bentuknya kaya pintu cowboy. Yang ngatung dan bisa nutup sendiri gitu. Di rumah itu gw tinggal sama keluarga bearnya bapak. Jadinya rame, bareng sepupu-sepupu juga.Kamar bapak ada di bagian belakang rumah. Deket bengkel tempat usahanya bapak dulu. Kamar itu sering gw sebut kamar beling. Soalnya bengkel itu tempat bapak dan karyawannya bikin-bikin peralatan laboratorium dari kaca. Jadinya banyak belingnya.
IKAN BETOK ITU SENDIRI
Pas gw kecil, gw tuh dikenal sebagai anak yang gampang sakit. Katanya sih gara-gara ga minum ASI. Bukan salah ibu tapinya. Katanya setiap disodorin ASI, sejak bayi, gw langsung muntah gitu. Anak yang aneh..Karena itu, kata bapak, setiap gw diajak ke tempat yang jauh dikit, ke luar kota misalnya, gw pasti langsung mimisan. Menyedihkan banget ya...
Selain itu, setiap gw luka juga pasti susah sembuhnya. Karenanya, ua, bapak, sama ibu suka ngerendam gw di cairan desinfektan (wooo.. kesannya karbol =p ) yang dibuat dari rendeman air sirih. Nah, karena gw sebagai anak kecil punya imajinasi yang tinggi, maka gw ngeliat daun sirih itu sebagai ikan. Dan, satu-satunya jenis ikan yang gw tau pada saat itu adalah ikan betok. Jadilah gw ririn si ikan betok.
TEDDY BEAR PHOBIA dan DEDE UGUN
Dulu gw tinggal sama sepupu gw yang sekarang kuliah di Teknik Kimia USU. Dia pernah dikasih teddy bear ukuran jumbo sama bapaknya. Sebagai anak kecil gw sirik dong. Gw kan pengen dapet boneka juga. Tapi, satu hal terjadi malemnya. Mimpi buruk pertama yang pernah gw inget seumur hidup gw, sampai sekarang. Di mimpi itu, teddy bearnya dateng ke gerbang rumah. Terus nyari anak yang susah tidur buat diculik dan dibawa ke gunung. Buruk banget ga siy mimpi kaya gitu =p (Well helloooo.., I was just a kid anyway!) Sejak itu gw ga mau teddy bear lagi. Sebagai gantinya gw jatuh cinta sama DEDE UGUN, boneka juga, sama. Tapi bukan beruang atau anjing atau stuff animal apapun. Dede Ugun itu seorang (atau sebuah) dakocan. Kalo diliat-liat, dia lebih mirip boneka voodoo. Mukanya item, bulet. Matanya gede, bibirnya tebel. Celananya mirip rok gitu. Yah pokoknyamah mirip banget sama orang-orang dari suku primitif di Afrika lah.
I love him so much. tapi gw harus rela kehilangan dia yang ilangnya ga tau kemana. Dede Ugun, hope you're happy out there...
ANTI SOCIAL
Pas kecil, gw sering banget dimaenin sama sepupu gw yang lebih tua. Sebenernya satu orang itu aja sih (yang tadi gw bilang lagi kuliah tingkat akhir di USU). Dia tuh selalu aja ngintilin gw kemana-mana. Ngejar-ngejar gw ga jelas. Padahal kan dia juga punya adek. Kenapa ga adeknya aja yang dikejar-kejar.Mungkin karena gw gak suka ngeliat orang banyak. Gw tuh tipe anak yang anteng sendirian. Paling banter sama adek gw atau bapak dan ibu doang. Kata bapak, setiap ada di lingkungan yang banyak orangnya, gw pasti nagis. Masuk akal juga sih, soalnya sampai sekarang gw juga suka rada pusing kalo berada di tempat yang banyak orangnya, kayak mall atau pasar. Tapi kalo sekarang, pusingnya rada ketutup sama hasrat untuk ngeliat-liat barang/baju/aksesoris yang ada. Jadinya, pelan-pelan, gw bisa berada di lingkungan dengan orang yang banyak. Yah, walaupun masih teteup, gw selalu butuh waktu buat sendirian.
masih KERUDUNG belom JILBAB
Postingan ini gw bikin buat nanggepin postingan Mr. Free Willy tentang alesan gw make jilbab. Sebenernya gw belom berjilbab siy, baru kerudung, soalnya kalo jilbab berat banget bro! belom bisa, hehehe.. Gw ceritain dari awal deh ya: ...
Buat temen2 deket gw mungkin jauh sebelom gw beneran make kerudung juga udah denger2 sesumbar bahwa someday gw bakal berkerudung , tapi ga tau pasti kapannya. Kalo Mr. Free Willy termasuk orang yang perhatian sama gw, mungkin juga bakal nyadar kalo penampilan gw, di setiap tingkat sejak masuk kuliah disini juga beda. Tingkat satu rada tomboy, tingkat dua tomboy kefeminim-feminiman, tingkat tiga bak tante-tante, tingkat tiga akhir ... eh, berkerudung.
Perubahan drastis dari tante sexy jadi kerudungan dimulai pas idul adha taun 2006. Waktu itu gw solat ied dan dengerin khotbah yang sedikit banyak bikin gw kesindir. Malemnya, seperti biasa gw, ibu, dan ade gw ngaji Quran. Pas banget surat yang dibaca itu Ar-Rahman, yang didalemnya ada sindiran "Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang mau kamu dustakan" (banyak lagi, 31 kali). Detik itu juga gw baca terjemah dan gw nangis. Malemnya, gw buka-buka lagi Quran dan nemuin perintah berjilbab di surat An Nur dan Al Ahzab yang terjemahannya gw tulis di comment buat Mr. Free Willy. Printah berjilbab itu ga langsung ditujukan sama perempuannya, tapi sama nabi yang notabenenya adalah seorang suami, ayah, pemimpin perempuan. Dari situ gw kepikiran sama Bapak dan ade gw. Apa mereka ka ikut dosa kalo gw ga menutup aurat. Karena gimanapun, laki-laki itu pemimpinnya perempuan. Jadinya gw yang 'nakal', mereka juga dapet ditanya pertanggungjawaban di hari akhir nanti.
Kenapa baru sekarang Rin? Well, gw juga punya keraguan. Misalnya (standar lah ya..) takut susah nyari kerja, susah nyari jodoh, ga bisa bebas bercanda2. Tapi alhamdulillah, keraguan itu ilang satu per satu, dengan ngeyakinin kalo kerjaan, jodoh, rizki itu yang ngasih ALLAH. Tul ga?!
Pengalaman gw tinggal di tempat yang mayoritasnya non-muslim juga nambah kemantapan gw berkerudung. Pas gw di Bali tuh, awalnya susah banget nemuin makanan halal. Dengan gw make kerudung, orang yang punya restoran kebabi-babian bisa tau kalo gw ga boleh makan disana. Jadi gw aman. Dan lagi, ketika gw digodain, cara ngegodainnya juga beda, bukan disuitin atau dipanggil "Neng, mau kemana?!" tapi "Assalamualaikum, mau solat ya dek..?". Nah, kan.. jadinya gw didoain selamet.
Mudah2an tulisan ini ngasih ilham (cieeeeh..) buat yang dalem hatinya udah ada niat berkerudung. Juga biar gw tambah mantap. Mudah2an ntar gw bisa make jilbab, ga cuma kerudung doang. Doain yah..
Buat temen2 deket gw mungkin jauh sebelom gw beneran make kerudung juga udah denger2 sesumbar bahwa someday gw bakal berkerudung , tapi ga tau pasti kapannya. Kalo Mr. Free Willy termasuk orang yang perhatian sama gw, mungkin juga bakal nyadar kalo penampilan gw, di setiap tingkat sejak masuk kuliah disini juga beda. Tingkat satu rada tomboy, tingkat dua tomboy kefeminim-feminiman, tingkat tiga bak tante-tante, tingkat tiga akhir ... eh, berkerudung.
Perubahan drastis dari tante sexy jadi kerudungan dimulai pas idul adha taun 2006. Waktu itu gw solat ied dan dengerin khotbah yang sedikit banyak bikin gw kesindir. Malemnya, seperti biasa gw, ibu, dan ade gw ngaji Quran. Pas banget surat yang dibaca itu Ar-Rahman, yang didalemnya ada sindiran "Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang mau kamu dustakan" (banyak lagi, 31 kali). Detik itu juga gw baca terjemah dan gw nangis. Malemnya, gw buka-buka lagi Quran dan nemuin perintah berjilbab di surat An Nur dan Al Ahzab yang terjemahannya gw tulis di comment buat Mr. Free Willy. Printah berjilbab itu ga langsung ditujukan sama perempuannya, tapi sama nabi yang notabenenya adalah seorang suami, ayah, pemimpin perempuan. Dari situ gw kepikiran sama Bapak dan ade gw. Apa mereka ka ikut dosa kalo gw ga menutup aurat. Karena gimanapun, laki-laki itu pemimpinnya perempuan. Jadinya gw yang 'nakal', mereka juga dapet ditanya pertanggungjawaban di hari akhir nanti.
Kenapa baru sekarang Rin? Well, gw juga punya keraguan. Misalnya (standar lah ya..) takut susah nyari kerja, susah nyari jodoh, ga bisa bebas bercanda2. Tapi alhamdulillah, keraguan itu ilang satu per satu, dengan ngeyakinin kalo kerjaan, jodoh, rizki itu yang ngasih ALLAH. Tul ga?!
Pengalaman gw tinggal di tempat yang mayoritasnya non-muslim juga nambah kemantapan gw berkerudung. Pas gw di Bali tuh, awalnya susah banget nemuin makanan halal. Dengan gw make kerudung, orang yang punya restoran kebabi-babian bisa tau kalo gw ga boleh makan disana. Jadi gw aman. Dan lagi, ketika gw digodain, cara ngegodainnya juga beda, bukan disuitin atau dipanggil "Neng, mau kemana?!" tapi "Assalamualaikum, mau solat ya dek..?". Nah, kan.. jadinya gw didoain selamet.
Mudah2an tulisan ini ngasih ilham (cieeeeh..) buat yang dalem hatinya udah ada niat berkerudung. Juga biar gw tambah mantap. Mudah2an ntar gw bisa make jilbab, ga cuma kerudung doang. Doain yah..
Subscribe to:
Posts (Atom)